Kamis, 23 Mei 2013

PROFIL PROVINSI SULAWESI SELATAN



LogoProvinsi Sulawesi Selatan secara geografis terletak pada 116o48 122o36 Bujur Timur dan 0o12 -8o Lintang Selatan, dengan batas wilayahnya di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar, sebelah Timur dengan Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebelah Utara dengan Provinsi Sulawesi Barat dan sebelah Selatan dengan Laut Flores. Luas Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 45.764,53 Km2 

Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terbagi dalam 21 kabupaten dan 3 kota, yaitu Kabupaten Selayar, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Takalar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenrengrapang, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Luwu, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Toraja Utara, Kota Makassar, Kota Pare Pare, dan Kota Palopo. Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah dengan luas terbesar yaitu 6.944,88 Km2, sementara Kota Pare Pare merupakan wilayah dengan luas terkecil yaitu 99,33 Km2.

Pada Tahun 2009 kelembaban Udara di Provinsi Sulawesi Selatan Maksimum 97,3oC, dan Minimum 51 oC dan rata rata 82,6oC. dengan curah hujan 2978,3 mm dan tekanan udara selama Tahun 2009 sekitar 1011,77 MBS. Rata-rata suhu udara selama Tahun 2009 dengan rata-rata suhu udara maksimum 33,4o C dan minimumnya yaitu 22,7o C.

Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2009 didominasi sektor Pertanian (28,57%), Pengolahan (13,67%) dan Perdagangan (16,47%). Pada sektor pertanian kontribusi sub sektor pertanian Jagung menjadi yang terbesar, diikuti oleh ubi kayu dan Tembakau. 

Komoditi unggulan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit, Kakao, Karet, Tebu, kopi, Kelapa, Cengkeh, Jambu Mete, Kemiri, Kenari, Lada, Sagu dan Vanili. Sub sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa perikanan tangkap, budidaya jaring apung, budidaya keramba, budidaya kolam, budidaya laut, budidaya sawah, dan budidaya tambak Pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya.

Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 3 bandar udara, yaitu Bandara Andi Jemma, Bandara Hasanuddin, dan Bandara Pongtiku. Di Provinsi ini juga terdapat Tiga jalan, Yaitu jalan Negara, Jalan Kabupaten / Kota dan jalan Provinsi. Panjang Jalan Provinsi adalah 1,26 km, Panjang Jalan Kabupaten / kota 29,616 Km dan panjang jalan negara adalah 1,556 km. Untuk transportasi laut tersedia 10 pelabuhan, antara lain Pelabuhan Awerange/Barru, Pelabuhan Bajoe, Pelabuhan Jeneponto, Pelabuhan Khusus Biringkassi, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Palopo, Pelabuhan Pare pare, Pelabuhan Selayar, Pelabuhan Sinjai, dan Pelabuhan Siwa. Untuk industri tersedia 3 kawasan industri, yaitu Kawasan Industri Makassar (Kimia I), Kawasan Industri Makassar (Kimia II), Kawasan Industri Makassar (Persero). yang didukung juga oleh fasilitas listrik dan telekomunikasi.

Sumber Data:
Sulawesi Selatan Dalam Angka 2010
(01-7-2007)
BPS Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Penancangan No. 4, Serang 42124
Telp (0254) 202315
Fax (0254) 202315

Updated: 21-12-2011

Informasi Perikanan Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi SelatanIndonesia. Terletak dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Secara administrasi Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 kecamatan yang terbagi atas 21 kelurahan dan 46 desa. Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut.

Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 5o21'23"-5o35'26" lintang selatan dan 119o51'42"-120o5'26" bujur timur. Berjarak 125 Km kearah selatan dari Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 395,83 Km2 dengan jumlah penduduk 170.057 jiwa (2006) dengan rincian Laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Terbagi atas 8 kecamatan serta 46 desa dan 21 kelurahan. Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang. Sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan.
Kabupaten Bantaeng yang luasnya mencapai 0,63% dari luas Sulawesi Selatan, masih memiliki potensi alam untuk dikembangkan lebih lanjut. Lahan yang dimilikinya ± 39.583 Ha. Di Kabupaten Bantaeng mempunyai hutan produksi terbatas 1.262 Ha dan hutan lindung 2.773 Ha. Secara keseluruhan luas kawasan hutan menurut fungsinya di kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Ha (2006).

Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2008:
JENIS IKAN :
- Ikan Cendro : 22,2 ton, Ikan Ekor Kuning : 46,6 ton, Ikan Selar : 64,9 ton, Ikan Kuwe : 20,3 ton,
- Ikan Layang : 202,8 ton, Ikan Sunglir : 29,6 ton, Ikan Tetengkek : 31,9 ton, Ikan Bawal Hitam : 1 ton,
- Ikan Bawal Putih : 45,9 ton, Ikan Bentong : 21 ton, Ikan Golok-golok : 31,7 ton, Ikan Japuh : 2 ton,
- Ikan tembang : 121 ton, Ikan Lemuru : 160,9 ton, Ikan terubuk : 27,2 ton, Ikan Beloso : 7,4 ton,
- Ikan Teri : 15 ton, Ikan Siro : 50,6 ton, Ikan Gerot gerot : 16,1 ton, Ikan Seinding tembakau : 17,1 ton,
- Ikan Kapas- kapas : 19,8 ton, Ikan Kenyar : 4,8 ton, Ikan Peperek : 37,2 ton, Ikan Lencam : 32 ton,
- Ikan Kakap Merah : 27,9 ton, Ikan Belanak : 15,5 ton, Ikan Kuniran : 34,6 ton, Ikan Biji Nangka : 25,6 ton,
- Ikan Kurisi : 22,9 ton, Ikan Kuro : 13 ton, Ikan Gulamah : 3,1 ton, Ikan Tenggiri : 16,5 ton,
- Ikan Pari : 2,9 ton, Ikan Baronang : 17,3 ton, Ikan Pinjalo : 26,4 ton, Ikan Kerong Kerong : 16,8 ton,
- Ikan Kerapu Lumpur : 8,1 ton, Ikan Kerapu Sunu : 8,9 ton, Ikan Kerapu Karang : 6,6 ton, Ikan Kerapu Bebek : 13,3 ton,
- Ikan Layur : 1,5 ton, Ikan Kembung : 82 ton, Ikan Banyar : 252,2 ton, Ikan Tongkol Komo : 20,3 ton,
- Ikan Cakalang : 41,4 ton, Ikan Lainnya : 153,5 ton,

BINATANG BERKULIT KERAS
- Udang Barong : 12,1 ton, Udang Lainnya : 8,5 ton, Rajungan : 12,3 ton,

BINATANG LUNAK
Cumi cumi : 14,1 ton,
PRODUKSI 2008 (TON)1.886

Sumber Data:
Laporan Statistik Perikanan Sulawesi Selatan 2008
Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Bajiminasa No 12 Makassar
Telp 0411-873680-854726
Fax 0411-858779

Updated: 01-6-2012

Legenda

Informasi Perikanan Kabupaten Luwu Timur

Letak geografis


Luwu Timur merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Malili, secara geogarafis terletak antara 2o03 00 -3o00 25 LS dan antara 119o28 56 -121o47 27 BT. Daerah ini berbatasan dengan Propinsi sulawesi Selatan di utara, Propinsi Sulawesi Tengah di timur, Propinsi sulawesi tenggara dan Teluk Bone di selatan, Kabupaten Luwu di barat.

Luas wilayah daratan Luas wilayah derah ini adalah 6.944,88 Km2.

Luas wilayah pesisir Setelah tahun 2003 terjadi pemekaran wilayah yang menyebabkan perubahan data kewilayahan dari 8 kecamatan menjadi 11 kecamatan dan 99 desa. Kecamatan Burau, Wotu, Angkona dan Malili merupakan 4 kecamatan pesisir dengan panjang garis pantai ±118 Km dan luas laut otonomi 48.050 Km2, Luas Daerah Penangkapan, 2,291,321 Ha (Data citra), hutan Mangrove 8.672,42 Ha, serta memiliki potensi kawasan budidaya perikanan seluas 11.007,26 Ha yang dikelola oleh sekitar 3703 Rumah Tangga Perikanan (RTP).

Potensi Perikanan Tangkap
Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Luwu Timur cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam dan luar daerah. Adapun potensi perikanan tangkap yang dominan berasal dari jenis ikan pelagis kecil seperti tembang, teri, kembung, dll. Lokasi perikanan tangkap tersebar di 4 (empat) kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Malili, Angkona, Wotu dan Burau.
    Komoditas yang dihasilkan dari aktifitas penangkapan antara lain cakalang, tuna, tenggiri, layang, kembung, kerapu, cucut, teri, kepiting, kakap, bawal, baronang  dan jenis ikan lainnya yang setiap musim dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi.
Kegiatan penangkapan ikan umumnya dilakukan secara tradisional. Data Tahun 2009 menunjukkan :
1. Jumlah RTP Nelayan 982 RTP
2. Armada :
  • Perahu tanpa motor     :    147    unit
  • Perahu bermotor         :    784    unit
  • Kapal Motor               :      51    unit
3. Alat tangkap terdiri dari    :    jaring insang, pukat tarik/pukat pantai, pancing, bagang apung, purse seine dan rawai dasar. 
4. Jenis Ikan yang tertangkap :
  • Pelagis besar              :    tongkol, tuna, cakalang, dan tenggiri
  • Pelagis kecil               :    layang, kembung, teri, dan belanak
  • Demersal                   :    cucut, kerapu, kakap, bawal dan baronang
Sebaran jumlah armada pada setiap kecamatan dapat terlihat pada tabel berikut:
KECAMATAN
PERAHU TAK BERMOTOR
MOTOR TEMPEL
KAPAL MOTOR
JUMLAH
BURAU
2
108
8
118
WOTU
34
266
13
313
ANGKONA
22
48
2
72
MALILI
69
286
28
383
TOWUTI
20
73
-
93
NUHA
-
3
-
3
WASUPONDA
-
-
-
-
JUMLAH 2009
147
784
51
982
JUMLAH 2008
149
786
46
981

sumber : http://www.luwutimurkab.go.id


Informasi Perikanan Kabupaten Bone

Letak Geografis
Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Sulawesi Selatan yang terletak antara 04013’ – 5006’ lintang selatan dan antara 119042’ – 1200300 bujur timur.
Luas Wilayah Daratan

Luas wilayah Kabupaten Bone 4, 556 km bujur sangkar atau sekitar 7,3 persen dari luas Propinsi Sulawesi Selatan.
Luas Wilayah Pesisir
Daerah Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang letak wilayah pesisirnya merupakan pantai barat Teluk Bone dengan garis pantai yang membujur dari utara ke selatan menelusuri Teluk Bone tepatnya 174 sebelah timur Kota Makassar.  

Jumlah Desa/Penduduk pesisir/Jumlah Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Bone terdiri dari 27 kecamatan, 335 desa dan kelurahan dengan jumlah penduduk 648, 361. Lokasi untuk pemukiman pesisir di Kabupaten Bone banyak terpusat di sekitar wilayah Tanjung Pallete dimana pada wilayah ini merupakan sentra rumput laut khususnya di Kabupaten Bone. 

 Status Ancaman
Berdasarkan hasil survey Pusat Studi Terumbu Karang(PSTK) Unhas tahun 2000, kondisi terumbu karang  di Kepulauan Sembilan Teluk Bone adalah dalam kondisi rusak sampai sedang dengan rata-rata penutupan karang hidup sebesar 30%. Disamping itu Kesemrawutan pengelolaan rumput laut di Kelurahan Pallete meruapakan ancaman yang cukup serius di masa datang terkait buruknya pengelolaan rumput laut jika tidak ditertibkan.
Menjamurnya usaha rumput laut di kabupaten Bone dismaping memberikan dampak positif juga memberikan efek negative yang cukup besar dimana dapat mengurangi keindahan wisata dikawasan Tanjung pallete.
Disisi lain, keberadaan rumput laut yang tidak teratur juga dapat menganggu perhubungan laut, sebab nelayan dinilai juga melewati jalur tersebut yang pastinya akan menghalangi jalur transportasi keluar masuknya kapal penangkap ikan.

Daerah perlindungan laut
Dalam upaya mencapai pemanfaatan secara optimal dan berkelanjutan dalam pengelolaan perikanan yang menjamin kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan di seluruh Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan keluarkan Peraturan Menteri nomor PER.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI). Peraturan ini sebagai penyempurnaan dan mengganti Keputusan Menteri Pertanian No.996/Kpts/IK.210/9/1999 tentang Potensi Sumber Daya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan.

Upaya ini adalah merupakan langkah maju dalam menerapkan ketentuan internasional Code of Conduct for Responsible Fisheries, atau Tatanan Pengelolaan Perikanan yang Bertanggungjawab atau Berkelanjutan.
Untuk menyempurnakan manajemen pemanfaatan perairan itulah maka dilakukan penentuan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) di seluruh Indonesia dari 9 WPP menjadi 11 WPP, yakni merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalamanan, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif Indonesia. WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali.

Mata Pencaharian

Karena secara garis besar Kabupaten Bone meliputi kebun dan sawah, maka pada umumnya masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani, disamping itu berkebun, dan sisnya da juga yang menjadi nelayan.

Pelabuhan

Transportasi alaut di Kabupaten Bone sebagian besar kapasitasnya merupakan perhubungan laut antar pulau yang didukung oleh 5 dermaga yaitu : 1 dermaga pelabuhan Bajoe pelabuhan Taneteriattang Timur untuk pelabuhan kapal, dan 4 pelabuhan perahu motor yaitu pelabuhan Pallime Cenrana, Pelabuhan Kading Barebbo, Pelabuhan Ujung Pattiro Sibulue, dan Pelabuhan Uloe Dua Boccoe dan 3 pelabuhan perahu lainnya. Karakteristik pergerakan modal laut disemua pelabuahan kebanyakan merupakan kapal barang antar pulau yang umumnya memuat hasil bumi dan olahan dari dan ke Kabupaten Bone.

Komoditas Unggulan
Potensi bidang perikanan di kabupaten Bone memberikan peluang yang sangat besar bagi investor, khususnya pada 11 kecamatan di sepanjang pesisir Teluk Bone. Wilayah penangkapan ikan disekitar Teluk Bone mencapai 127 km panjang pantai hingga puluhan mil ke tengah laut dengan produksi pada tahun 2001 sebesar 68.384,2 ton, perairan umum sebesar 859,5 ton, rawa/kolam/empang dan sungai dengan areal seluas 1.824 Ha dengan produksi 12.407,1 ton.

Rumput Laut

Produksi dan budidaya Rumput Laut untuk jenis Cattoni, berada dalam areal pesisir pantai yalah teringgi  5.765 ton/tahun dan terendah 1.250 ton. Sedangkan untuk jenis Gracilaria dapat dicapai 18.243 ton/tahun dengan luas areal budidaya 2.128 Ha Tambak.

Kepiting

Wilayah Kecamatan dengan penghasil kepiting di Kabupaten Bone, secara umum berada pada wilayah Kecamatan pesisir pantai, yakni Kecamatan Cenrana, Awangpone Barebbo, Cina, Tonra dan Kajuara. Jenis Kepiting yang menjadi andalan ialah Kepiting Bakau, disamping terdapat jenis kepiting yang juga sudah menjadi perhatian budidaya khusus untuk kebutuhan eksport yakni kepiting lunak (soka). Jumlah produksi Kepiting rata-rata mencapai 1.520 ton/tahun.

Ikan Bandeng
Produksi ikan Bandeng di Kabupaten Bone rata-rata pertahun ialah sebanyak 46.754 ton/tahun dengan luas areal tambak 3.356 Ha.
Potensi perikanan diatas dapat dirinci menurut jenis produksi, antara lain:
1.      Udang : luas areal budidaya 4.089 Ha dengan jumlah produksi 4.318 ton
2.      Kepiting Bakau : luas areal 2.189 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton.
3.      Bandeng : luas areal 3.520 Ha dengan jumlah produksi 4.964 ton.
4.      Rumput laut : luas areal 1.145 Ha dengan jumlah produksi 3.821,5 ton.
5.      Produksi perikanan laut/perairan umum sebesar 73.763,5 ton ikan campuran yang sebahagian besar ikan tuna.

Peluang investasi
1.      Pengembangan Udang Sitto, Udang galah dan kepiting Bakau di Kecamatan Cenrana Tellusiattinge, Awangpone, Tonra, Salomekko, Sibulue dan Kajuara.
2.      Budidaya rumput laut di sepanjang pantai dan pesisir Teluk Bone.
3.      Pengolahan/Pengawetan ikan dan biota perairan lainnya.
4.      Sarana penunjang (Pembenihan ikan/udang dan TPI).

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Potensi tersebut terdiri atas panjang pantai 130,45 km dengan produksi perikanan laut sebesar 67.8661,6 ton, potensi tambak seluas 11.475,9 ha dengan produksi sebesar 14.896,2 ton, potensi budidaya kolam seluas 1.818,5 ha dengan produksi sebesar 81,1 ton dan potensi periaran umum 766 ha dengan produksi sebesar 860,5 ton serta potensi Hutan Mangrove seluas 1.528, 40 ha. Selain itu terdapat 19 sungai besar yang dikelola oleh PU Pengairan Kabupaten Bone. Aspek sumberdaya alam yang mendukung potensi pengembangan perikanan laut lainnya yang dimiliki Kabupaten Bone adalah wilayah Pantai Teluk Bone. Penangkapan ikan Tuna/Cakalang di wilayah ini cukup potensial terutama pada puncak musim antara Juli – September. Adapun potensi sumberdaya alam laut yang terdapat di perairan Kabupaten Bone berdasarkan volume dan nilai produksinya sebagai berikut.
Tabel 1. Potensi Sumberdaya Alam Laut Kanupaten Bone Tahun 2011/2012

Sektor Perikanan Kabupaten Bone
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi potensial dan dapat memberikan peranan terhadap perekonomian Kabupaten Bone. Laju pertumbuhan ekonomi sektor perikanan selama periode 2007-2011 menunjukkan peningkatan positif, pada tahun 2007 sebesar 8,67% menjadi 9,44 % pada tahun 2011 menurut harga konstant. Namun demikian potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bone belum dimanfaatkan secara merata dan optimal karena upaya pembangunan yang dilakukan pada sektor perikanan di Kabupaten Bone memiliki keterbatasan dalam kualitas sumberdaya manusia, lemahnya permodalan dan penguasaan teknologi, dukungan sarana dan prasarana serta kebijakan pengembangan perikanan padahal sektor perikanan dapat memberikan peranan yang berarti dalam pembangunan wilayah.
Tabel 2.  Laju Pertumbuhan Sekor Perikanan Kabupaten Bone Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2011
Tahun
PDRB (Juta Rp)
Laju Pertumbuhan (%)
2007
66425,96
8,67
2008
72603,37
9,3
2009
79356,59
9,3
2010
80020,46
0,84
2011
87573,99
9,44
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten Bone Tahun 2011

C. Potensi Sumberdaya Perikanan Kabupaten Bone
Kabupaten Bone memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup melimpah. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Kabupaten Bone. Kabupaten Bone merupakan penghasil produksi perikanan yang ketiga yang tertinggi di Sulawesi Selatan. Potensi sumberdaya perikanan diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa, pendapatan wilayah dan peningkatan lapangan kerja di Kabupaten Bone.
Tabel 3. Potensi dan realisasi areal sumberdaya perikanan di kabupaten Bone 2012
1. Budidaya Laut
Kegiatan budidaya ikan dilaut di Kabupaten Bone merupakan kegiatan yang belum berkembang, dilain pihak berdasarkan potensinya memungkinkan untuk dilakukan karena memiliki panjang garis pantai 130,45 km yang tersebar pada 10 Kecamatan di Kabupaten Bone.
2. Budidaya Tambak
Potensi areal tambak di Kabupaten Bone sekitar 11.475,9 ha dan telah dikelola sampai pada tahun 2011 seluas 9810 ha. Adapun peruntukan pengelolaan budidaya tambak terdiri atas : Budidaya Udang 3299 ha, Budidaya Kepiting 2250 ha, Rumput Laut 741 ha, Udang dan Bandeng 3520 ha.
3. Budidaya Perairan Umum
Potensi perairan umum Kabupaten Bone seluas 76 ha, dimana pada umumnya belum dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan. Pemanfaatan perairan umum tersebut masih mengarah kepada usaha penangkapan ikan di bendungan, sungai, rawa, dan genangan air lainnya.
4. Budidaya Kolam
Potensi areal budidaya kolam di Kabupaten Bone seluas 1818,5 ha dan telah dikelola seluas 156,4 ha yang pada umumnya di manfaatkan untuk budidaya ikan Mas, ikan Mujair, dan ikan Lele yang tersebar pada 10 Kecamatan di Kabupaten Bone.
5. Budidaya Ikan Sawah (Mina Padi)
Kegiatan budidaya ikan di sawah di Kabupaten Bone merupakan kegiatan yang belum banyak dilakukan oleh masyarakat petani ikan. Berdasarkan potensinya memiliki peluang pengembangannya karena tersedia sawah beririgasi seluas 31.644 ha.
D. Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan
Tabel 4. Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
No.
Sumberdaya
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Penangkapan







a. Laut
47.136,00
52.652,20
66.344,70
66.396,30
66.407,20
67.361,60

b. Perairan Umum
596,3
606,8
836,2
858,2
859,2
860,5
2.
Budidaya







a. Tambak
12.690,30
14.420,20
17.350
13.932
14.480,20
14.896,20

b. Kolam
49,6
50,6
72,9
80,2
81,1
81,1

Jumlah
60.472,20
67.729,80
84.603,80
81.266,70
81.827,70
83.199,40
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone


Tabel 5. Volume dan Nilai Perikanan Tahun 2012 Kabupaten Bone
E. Armada Perikanan dan Alat tangkap Perikanan
Banyaknya produksi perikanan terutama perikanan laut sangat tergantung pada armada dan alat tangkap ikan yang digunakan. Jenis armada perikanan yang digunakan adalah perahu tanpa moor, motor tempel, dan kapal motor. Khusus untuk perikanan laut, kapal motor merupakan sarana yang paling baikn karena dapat menjangkau lebih jauh dari pantai yang umumnya terdapat banyka ikan, sedangkan motor tempel apalagi perahu tanpa motor kemampuannya sangat terbatas hanya beberapa mil dari pantai.
Tabel 6. Perkembangan Jumlah Armada Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Tahun
Perahu Tanpa Motor
Perahu Motor Tempel
Kapal Motor
Total
Kecil
Sedang
2007
542
241
280
1489
2438
2008
542
241
328
1492
2510
2009
542
241
360
1496
2538
2010
562
241
360
1470
2595
2011
565
247
305
1472
2569
2012
686
328
491
1480
2985
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone

Jumlah alat tangkap ikan di Kabupaten Bone meningkat seperti halnya dengan produksi perikanan dan armada penangkap ikan. Hal ini disebabkan karena sektor perikanan memberikan kesempatan untuk bekerja, sehingga kegiatan mengarah ke sektor ini.
Tabel 7. Perkembangan alat tangkap ikan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Jenis Alat Tangkap
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1. Payang
381
381
381
384
384
389
2. Sero
497
497
498
501
501
504
3. Pukat Pantai
414
416
416
422
424
428
4. Purse Seine
74
74
80
82
82
86
5. Jaring Insang Tetap
850
852
852
857
857
861
6. Jaring Klitik
125
125
126
128
128
131
7. Bagan Apung
150
150
151
154
154
156
8. Pole and line
158
158
160
160
160
164
9. Rawai Tetap
228
240
252
262
262
265
10. Bubu
88
96
102
124
130
138
11. Jaring Lingkar
310
310
310
312
312
319
12. Pancing Tonda
2072
2064
2068
2068
2071
2071
13. Hold Line
301
301
301
301
305
305
14. Rawai Hanyut Lainnya
230
230
234
234
232
232
15. Bagan Tancap
191
191
191
191
192
239
16. Rumpon
332
336
336
336
337
337
17. Gillnet
72
72
76
76
80
80
Jumlah
6529
6549
6580
6631
6655
6743

F. Rumah Tangga Perikanan
Perkembangan RTP di Kabupaten Bone selama 2007-2012 mengalami peningkatan ini diduga karena kegiatan perikanan di Kabupaten Bone memberikan kesempatan bekerja dibidang perikanan dan memberi harapan untuk mendapatkan keuntungan.
Tabel 8. Perkembangan Jumlah RTP di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Tahun
Laut
Perairan Umum
Kolam
Tambak
Jumlah
2007
2901
222
402
1704
5229
2008
3808
228
404
2168
6608
2009
3811
246
404
2168
6629
2010
3811
246
404
2451
6912
2011
3820
250
405
2452
6927
2012
3856
254
415
2455
6980
Jumlah
22007
1446
2434
13398

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone
G. Pemasaran Hasil Perikanan
Secara umum pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Bone merupakan rantai yang panjang. Sebelum sampai ke tangan konsumen terlebih dahulu melewati berbagai rantai tataniaga, keadaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan penerimaan yang besar antara pihak produsen (nelayan) dengan pedagang. Rantai tataniaga ini juga mengurangi efisiensi dan efektifitas pemasaran. Pemasaran hasil-hasil perikanan terutama produk ikan basah mempunyai rantai tataniaga yang berbeda-beda, namun secara garis besar rantai tataniaga tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
 
Gambar. Sistem Tataniaga Ikan Basah (Dinas Kabupaten Bone)
Produksi perikanan Kabupaten Bone selain dipasarkan secara lokal untuk konsumsi masyarakat, juga sebagian dipasarkan keluar Kabupaten yang diperkirakan 50-60% dari total produksi atau sekitar 51053,6 ton. Adapun komoditas perikanan yang dipasarkan keluar Kabupaen Bone antara lain ikan Tuna, Cakalang, Udang Windu, Udang Putih, Kepiting, Rajungan, Kepiting Bakau, Cumi-cumi, Ekor Kuning, ikan Karang, ikan Kakap, dan Tenggiri.

Alamat Dinas UPT Badan SDM Kelautan dan Perikanan 
Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bone 
Jl. Sungai Musi Km 8 PO Box 119 Bone Sulsel
Telp. (0481) 2912967, Fax (0481) 2912966
Sumber: www.sulsel.go.id