Letak Geografis
Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di
pesisir timur Sulawesi Selatan yang terletak antara 04013’ – 5006’ lintang
selatan dan antara 119042’ – 1200300 bujur timur.
Luas Wilayah Daratan
Luas wilayah Kabupaten Bone 4, 556 km bujur sangkar
atau sekitar 7,3 persen dari luas Propinsi Sulawesi Selatan.
Luas Wilayah Pesisir
Daerah Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten
yang letak wilayah pesisirnya merupakan pantai barat Teluk Bone dengan garis
pantai yang membujur dari utara ke selatan menelusuri Teluk Bone tepatnya 174
sebelah timur Kota Makassar.
Jumlah Desa/Penduduk pesisir/Jumlah Pulau-Pulau
Kecil
Kabupaten Bone terdiri dari 27 kecamatan, 335 desa
dan kelurahan dengan jumlah penduduk 648, 361. Lokasi untuk pemukiman pesisir
di Kabupaten Bone banyak terpusat di sekitar wilayah Tanjung Pallete dimana
pada wilayah ini merupakan sentra rumput laut khususnya di Kabupaten Bone.
Status Ancaman
Berdasarkan hasil survey Pusat Studi Terumbu
Karang(PSTK) Unhas tahun 2000, kondisi terumbu karang di Kepulauan
Sembilan Teluk Bone adalah dalam kondisi rusak sampai sedang dengan rata-rata
penutupan karang hidup sebesar 30%. Disamping itu Kesemrawutan pengelolaan
rumput laut di Kelurahan Pallete meruapakan ancaman yang cukup serius di masa
datang terkait buruknya pengelolaan rumput laut jika tidak ditertibkan.
Menjamurnya usaha rumput laut di kabupaten Bone
dismaping memberikan dampak positif juga memberikan efek negative yang cukup
besar dimana dapat mengurangi keindahan wisata dikawasan Tanjung pallete.
Disisi lain, keberadaan rumput laut yang tidak
teratur juga dapat menganggu perhubungan laut, sebab nelayan dinilai juga
melewati jalur tersebut yang pastinya akan menghalangi jalur transportasi
keluar masuknya kapal penangkap ikan.
Daerah perlindungan laut
Dalam upaya mencapai pemanfaatan secara optimal dan
berkelanjutan dalam pengelolaan perikanan yang menjamin kelestarian sumber daya
ikan dan lingkungan di seluruh Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan
keluarkan Peraturan Menteri nomor PER.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan
Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI). Peraturan ini sebagai penyempurnaan dan
mengganti Keputusan Menteri Pertanian No.996/Kpts/IK.210/9/1999 tentang Potensi
Sumber Daya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan.
Upaya ini adalah merupakan langkah maju dalam
menerapkan ketentuan internasional Code of Conduct for Responsible Fisheries,
atau Tatanan Pengelolaan Perikanan yang Bertanggungjawab atau Berkelanjutan.
Untuk menyempurnakan manajemen pemanfaatan perairan
itulah maka dilakukan penentuan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik
Indonesia (WPP-RI) di seluruh Indonesia dari 9 WPP menjadi 11 WPP, yakni
merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan
ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan
pedalamanan, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona
ekonomi eksklusif Indonesia. WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makasar, Teluk
Bone, Laut Flores, dan Laut Bali.
Mata Pencaharian
Karena secara garis besar Kabupaten Bone meliputi
kebun dan sawah, maka pada umumnya masyarakatnya memiliki mata pencaharian
sebagai petani, disamping itu berkebun, dan sisnya da juga yang menjadi
nelayan.
Pelabuhan
Transportasi alaut di Kabupaten Bone sebagian besar
kapasitasnya merupakan perhubungan laut antar pulau yang didukung oleh 5
dermaga yaitu : 1 dermaga pelabuhan Bajoe pelabuhan Taneteriattang Timur untuk
pelabuhan kapal, dan 4 pelabuhan perahu motor yaitu pelabuhan Pallime Cenrana,
Pelabuhan Kading Barebbo, Pelabuhan Ujung Pattiro Sibulue, dan Pelabuhan Uloe
Dua Boccoe dan 3 pelabuhan perahu lainnya. Karakteristik pergerakan modal laut
disemua pelabuahan kebanyakan merupakan kapal barang antar pulau yang umumnya
memuat hasil bumi dan olahan dari dan ke Kabupaten Bone.
Komoditas Unggulan
Potensi bidang perikanan di kabupaten Bone memberikan
peluang yang sangat besar bagi investor, khususnya pada 11 kecamatan di
sepanjang pesisir Teluk Bone. Wilayah penangkapan ikan disekitar Teluk Bone
mencapai 127 km panjang pantai hingga puluhan mil ke tengah laut dengan
produksi pada tahun 2001 sebesar 68.384,2 ton, perairan umum sebesar 859,5 ton,
rawa/kolam/empang dan sungai dengan areal seluas 1.824 Ha dengan produksi
12.407,1 ton.
Rumput Laut
Produksi dan budidaya Rumput Laut untuk jenis
Cattoni, berada dalam areal pesisir pantai yalah teringgi 5.765 ton/tahun
dan terendah 1.250 ton. Sedangkan untuk jenis Gracilaria dapat dicapai 18.243
ton/tahun dengan luas areal budidaya 2.128 Ha Tambak.
Kepiting
Wilayah Kecamatan dengan penghasil kepiting di
Kabupaten Bone, secara umum berada pada wilayah Kecamatan pesisir pantai, yakni
Kecamatan Cenrana, Awangpone Barebbo, Cina, Tonra dan Kajuara. Jenis Kepiting
yang menjadi andalan ialah Kepiting Bakau, disamping terdapat jenis kepiting
yang juga sudah menjadi perhatian budidaya khusus untuk kebutuhan eksport yakni
kepiting lunak (soka). Jumlah produksi Kepiting rata-rata mencapai 1.520
ton/tahun.
Ikan Bandeng
Produksi ikan Bandeng di Kabupaten Bone rata-rata pertahun
ialah sebanyak 46.754 ton/tahun dengan luas areal tambak 3.356 Ha.
Potensi perikanan diatas dapat dirinci menurut jenis
produksi, antara lain:
1.
Udang : luas areal budidaya 4.089 Ha
dengan jumlah produksi 4.318 ton
2.
Kepiting Bakau : luas areal 2.189 Ha
dengan jumlah produksi 2.061 ton.
3.
Bandeng : luas areal 3.520 Ha dengan
jumlah produksi 4.964 ton.
4.
Rumput laut : luas areal 1.145 Ha dengan
jumlah produksi 3.821,5 ton.
5.
Produksi perikanan laut/perairan umum
sebesar 73.763,5 ton ikan campuran yang sebahagian besar ikan tuna.
Peluang investasi
1.
Pengembangan Udang Sitto, Udang galah dan
kepiting Bakau di Kecamatan Cenrana Tellusiattinge, Awangpone, Tonra,
Salomekko, Sibulue dan Kajuara.
2.
Budidaya rumput laut di sepanjang pantai
dan pesisir Teluk Bone.
3.
Pengolahan/Pengawetan ikan dan biota
perairan lainnya.
4.
Sarana penunjang (Pembenihan ikan/udang
dan TPI).
Kabupaten Bone
merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi
perikanan yang cukup besar. Potensi tersebut terdiri atas panjang pantai 130,45
km dengan produksi perikanan laut sebesar 67.8661,6 ton, potensi tambak seluas
11.475,9 ha dengan produksi sebesar 14.896,2 ton, potensi budidaya kolam seluas
1.818,5 ha dengan produksi sebesar 81,1 ton dan potensi periaran umum 766 ha
dengan produksi sebesar 860,5 ton serta potensi Hutan Mangrove seluas 1.528, 40
ha. Selain itu terdapat 19 sungai besar yang dikelola oleh PU Pengairan
Kabupaten Bone. Aspek sumberdaya alam yang mendukung potensi pengembangan
perikanan laut lainnya yang dimiliki Kabupaten Bone adalah wilayah Pantai Teluk
Bone. Penangkapan ikan Tuna/Cakalang di wilayah ini cukup potensial terutama
pada puncak musim antara Juli – September. Adapun potensi sumberdaya alam laut
yang terdapat di perairan Kabupaten Bone berdasarkan volume dan nilai
produksinya sebagai berikut.
Tabel 1. Potensi Sumberdaya Alam Laut
Kanupaten Bone Tahun 2011/2012
Sektor Perikanan Kabupaten Bone
Sektor perikanan merupakan salah satu
sektor ekonomi potensial dan dapat memberikan peranan terhadap perekonomian
Kabupaten Bone. Laju pertumbuhan ekonomi sektor perikanan selama periode
2007-2011 menunjukkan peningkatan positif, pada tahun 2007 sebesar 8,67%
menjadi 9,44 % pada tahun 2011 menurut harga konstant. Namun demikian potensi
sumberdaya perikanan di Kabupaten Bone belum dimanfaatkan secara merata dan
optimal karena upaya pembangunan yang dilakukan pada sektor perikanan di
Kabupaten Bone memiliki keterbatasan dalam kualitas sumberdaya manusia,
lemahnya permodalan dan penguasaan teknologi, dukungan sarana dan prasarana
serta kebijakan pengembangan perikanan padahal sektor perikanan dapat
memberikan peranan yang berarti dalam pembangunan wilayah.
Tabel
2. Laju Pertumbuhan Sekor Perikanan
Kabupaten Bone Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2011
Tahun
|
PDRB (Juta Rp)
|
Laju Pertumbuhan (%)
|
2007
|
66425,96
|
8,67
|
2008
|
72603,37
|
9,3
|
2009
|
79356,59
|
9,3
|
2010
|
80020,46
|
0,84
|
2011
|
87573,99
|
9,44
|
Sumber:
Kantor Statistik Kabupaten Bone Tahun 2011
C. Potensi Sumberdaya Perikanan
Kabupaten Bone
Kabupaten Bone memiliki potensi
sumberdaya perikanan yang cukup melimpah. Namun, potensi tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Kabupaten Bone. Kabupaten Bone
merupakan penghasil produksi perikanan yang ketiga yang tertinggi di Sulawesi
Selatan. Potensi sumberdaya perikanan diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa,
pendapatan wilayah dan peningkatan lapangan kerja di Kabupaten Bone.
Tabel
3. Potensi dan realisasi areal sumberdaya perikanan di kabupaten Bone 2012
1. Budidaya Laut
Kegiatan budidaya ikan dilaut di
Kabupaten Bone merupakan kegiatan yang belum berkembang, dilain pihak
berdasarkan potensinya memungkinkan untuk dilakukan karena memiliki panjang
garis pantai 130,45 km yang tersebar pada 10 Kecamatan di Kabupaten Bone.
2. Budidaya Tambak
Potensi areal tambak di Kabupaten Bone
sekitar 11.475,9 ha dan telah dikelola sampai pada tahun 2011 seluas 9810 ha.
Adapun peruntukan pengelolaan budidaya tambak terdiri atas : Budidaya Udang
3299 ha, Budidaya Kepiting 2250 ha, Rumput Laut 741 ha, Udang dan Bandeng 3520
ha.
3. Budidaya Perairan Umum
Potensi perairan umum Kabupaten Bone
seluas 76 ha, dimana pada umumnya belum dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya
perikanan. Pemanfaatan perairan umum tersebut masih mengarah kepada usaha
penangkapan ikan di bendungan, sungai, rawa, dan genangan air lainnya.
4. Budidaya Kolam
Potensi areal budidaya kolam di
Kabupaten Bone seluas 1818,5 ha dan telah dikelola seluas 156,4 ha yang pada
umumnya di manfaatkan untuk budidaya ikan Mas, ikan Mujair, dan ikan Lele yang
tersebar pada 10 Kecamatan di Kabupaten Bone.
5. Budidaya Ikan Sawah (Mina Padi)
Kegiatan budidaya ikan di sawah di
Kabupaten Bone merupakan kegiatan yang belum banyak dilakukan oleh masyarakat
petani ikan. Berdasarkan potensinya memiliki peluang pengembangannya karena
tersedia sawah beririgasi seluas 31.644 ha.
D. Perkembangan Produksi Perikanan dan
Kelautan
Tabel
4. Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Bone Tahun
2007-2012
No.
|
Sumberdaya
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1.
|
Penangkapan
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Laut
|
47.136,00
|
52.652,20
|
66.344,70
|
66.396,30
|
66.407,20
|
67.361,60
|
|
b. Perairan Umum
|
596,3
|
606,8
|
836,2
|
858,2
|
859,2
|
860,5
|
2.
|
Budidaya
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Tambak
|
12.690,30
|
14.420,20
|
17.350
|
13.932
|
14.480,20
|
14.896,20
|
|
b. Kolam
|
49,6
|
50,6
|
72,9
|
80,2
|
81,1
|
81,1
|
|
Jumlah
|
60.472,20
|
67.729,80
|
84.603,80
|
81.266,70
|
81.827,70
|
83.199,40
|
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone
Tabel 5. Volume dan Nilai Perikanan Tahun 2012
Kabupaten Bone
E. Armada Perikanan dan Alat tangkap
Perikanan
Banyaknya produksi
perikanan terutama perikanan laut sangat tergantung pada armada dan alat
tangkap ikan yang digunakan. Jenis armada perikanan yang digunakan adalah
perahu tanpa moor, motor tempel, dan kapal motor. Khusus untuk perikanan laut,
kapal motor merupakan sarana yang paling baikn karena dapat menjangkau lebih
jauh dari pantai yang umumnya terdapat banyka ikan, sedangkan motor tempel
apalagi perahu tanpa motor kemampuannya sangat terbatas hanya beberapa mil dari
pantai.
Tabel
6. Perkembangan Jumlah Armada Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2007-2012
Tahun
|
Perahu Tanpa Motor
|
Perahu Motor Tempel
|
Kapal Motor
|
Total
|
Kecil
|
Sedang
|
2007
|
542
|
241
|
280
|
1489
|
2438
|
2008
|
542
|
241
|
328
|
1492
|
2510
|
2009
|
542
|
241
|
360
|
1496
|
2538
|
2010
|
562
|
241
|
360
|
1470
|
2595
|
2011
|
565
|
247
|
305
|
1472
|
2569
|
2012
|
686
|
328
|
491
|
1480
|
2985
|
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone
Jumlah alat tangkap
ikan di Kabupaten Bone meningkat seperti halnya dengan produksi perikanan dan
armada penangkap ikan. Hal ini disebabkan karena sektor perikanan memberikan
kesempatan untuk bekerja, sehingga kegiatan mengarah ke sektor ini.
Tabel 7. Perkembangan alat tangkap ikan di Kabupaten
Bone Tahun 2007-2012
Jenis Alat Tangkap
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1. Payang
|
381
|
381
|
381
|
384
|
384
|
389
|
2. Sero
|
497
|
497
|
498
|
501
|
501
|
504
|
3. Pukat Pantai
|
414
|
416
|
416
|
422
|
424
|
428
|
4. Purse Seine
|
74
|
74
|
80
|
82
|
82
|
86
|
5. Jaring Insang Tetap
|
850
|
852
|
852
|
857
|
857
|
861
|
6. Jaring Klitik
|
125
|
125
|
126
|
128
|
128
|
131
|
7. Bagan Apung
|
150
|
150
|
151
|
154
|
154
|
156
|
8. Pole and line
|
158
|
158
|
160
|
160
|
160
|
164
|
9. Rawai Tetap
|
228
|
240
|
252
|
262
|
262
|
265
|
10. Bubu
|
88
|
96
|
102
|
124
|
130
|
138
|
11. Jaring Lingkar
|
310
|
310
|
310
|
312
|
312
|
319
|
12. Pancing Tonda
|
2072
|
2064
|
2068
|
2068
|
2071
|
2071
|
13. Hold Line
|
301
|
301
|
301
|
301
|
305
|
305
|
14. Rawai Hanyut Lainnya
|
230
|
230
|
234
|
234
|
232
|
232
|
15. Bagan Tancap
|
191
|
191
|
191
|
191
|
192
|
239
|
16. Rumpon
|
332
|
336
|
336
|
336
|
337
|
337
|
17. Gillnet
|
72
|
72
|
76
|
76
|
80
|
80
|
Jumlah
|
6529
|
6549
|
6580
|
6631
|
6655
|
6743
|
F. Rumah Tangga Perikanan
Perkembangan RTP di
Kabupaten Bone selama 2007-2012 mengalami peningkatan ini diduga karena
kegiatan perikanan di Kabupaten Bone memberikan kesempatan bekerja dibidang
perikanan dan memberi harapan untuk mendapatkan keuntungan.
Tabel 8. Perkembangan Jumlah RTP di Kabupaten Bone
Tahun 2007-2012
Tahun
|
Laut
|
Perairan Umum
|
Kolam
|
Tambak
|
Jumlah
|
2007
|
2901
|
222
|
402
|
1704
|
5229
|
2008
|
3808
|
228
|
404
|
2168
|
6608
|
2009
|
3811
|
246
|
404
|
2168
|
6629
|
2010
|
3811
|
246
|
404
|
2451
|
6912
|
2011
|
3820
|
250
|
405
|
2452
|
6927
|
2012
|
3856
|
254
|
415
|
2455
|
6980
|
Jumlah
|
22007
|
1446
|
2434
|
13398
|
|
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone
G. Pemasaran Hasil Perikanan
Secara umum pemasaran
hasil perikanan di Kabupaten Bone merupakan rantai yang panjang. Sebelum sampai
ke tangan konsumen terlebih dahulu melewati berbagai rantai tataniaga, keadaan
ini menyebabkan timbulnya perbedaan penerimaan yang besar antara pihak produsen
(nelayan) dengan pedagang. Rantai tataniaga ini juga mengurangi efisiensi dan
efektifitas pemasaran. Pemasaran hasil-hasil perikanan terutama produk ikan
basah mempunyai rantai tataniaga yang berbeda-beda, namun secara garis besar
rantai tataniaga tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. Sistem Tataniaga Ikan Basah
(Dinas Kabupaten Bone)
Produksi perikanan Kabupaten Bone selain
dipasarkan secara lokal untuk konsumsi masyarakat, juga sebagian dipasarkan keluar
Kabupaten yang diperkirakan 50-60% dari total produksi atau sekitar 51053,6
ton. Adapun komoditas perikanan yang dipasarkan keluar Kabupaen Bone antara
lain ikan Tuna, Cakalang, Udang Windu, Udang Putih, Kepiting, Rajungan,
Kepiting Bakau, Cumi-cumi, Ekor Kuning, ikan Karang, ikan Kakap, dan Tenggiri.
Alamat Dinas UPT Badan SDM Kelautan dan Perikanan
Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bone
Jl. Sungai Musi Km 8 PO Box 119 Bone Sulsel
Telp. (0481) 2912967, Fax (0481) 2912966
Sumber: www.sulsel.go.id